Jumat, 06 Januari 2012

CERITA DARI PERPUSTAKAAN

“Jangan pernah biarkan orang lain meragukan mimpimu. Yang perlu kamu lakukan cuma gapailah mimpimu itu. Titik!”
-film The Pursuit of HappYness-
Kalimat di atas menginspirasi saya untuk terus mewujudkan mimpi-mimpi saya, apapun tantangannya. Hingga membawa saya ke tempat ini. Perpustakaan sebuah kampus ternama di Surabaya. 


Liburan saya pun dipenuhi dengan belajar, belajar, dan belajar untuk persiapan Uas. Tidak seperti mahasiswa lainnya, kebanyakan mereka belajar di rumah, di kos, atau di perpustakaan kampusnya sendiri. Tetapi saya tidak. Hampir sebagian besar hari-hari tenang saya, saya habiskan di perpustakaan kampus lain. Yap, perpustakaan kampus ternama di Surabaya. Atau lebih sering saya sebut perpustakaan tetangga sebelah.
Entah kenapa saya tidak peduli sama anggapan teman-teman saya, yang sebagian besar perkataanya mengekspresikan keheranan dan mengejek. Seperti ini contohnya:
“kok jauh sekali kamu belajar di perpustakaan lain?” kata teman saya yang kuliah di kampus A.
“hehe biar terasa perjuangannya”jawab saya dengan sedikit candaan. “halah perpustakaan kamu tidak lengkap ya?”kata mereka. Mungkin seperti mengejek.tetapi bagi saya tidak. Ya karena itulah kenyataanya.
“iya begitulah” saya jawab dengan singkat untuk menghindari pertanyaan lebih jauh lagi.
Saya tidak mengerti juga dengan diri saya. Bukannya saya kurang bersyukur. Saya hanya ingin menuruti kata hati saya. Saya ingin belajar di tempat yang nyaman, yang di sana saya dapat belajar dengan tenang. Di perpustakaan kampus A, saya temukan momen “klik” ketika saya belajar yang sempat hilang semenjak lulus Sma. Dengan tempat yang nyaman, saya hanya berharap dapat menemukan kembali momentum belajar waktu Sma dulu. Dengan begitu, saya ingin meraih prestasi akademik seperti waktu Sma dulu.
Sudah tiga hari saya belajar di perpustakaan ini. Pagi sampai malam. Kemudian menginap di tempat kos teman saya yang kuliah di kampus ini. Hari demi hari saya di sini saya isi dengan belajar, membaca, merangkum, menulis.
Semua itu saya lakukan dengan harapan meraih nilai A dalam ujian saya, dan melakukan sesuatu yang menyenangkan hati saya meskipun harus di perpustakaan kampus lain yang sistem, fasilitas, kenyamanan yang lebih dari kampus saya. Saya hanya ingin membuat diri saya senang dengan menikmati apa yang saya lakukan.
Dalam kenikmatan itu, tiba-tiba ada suara hati berbisik.
Bukan tempat yang menentukan,tetapi hatimu, dimanapun kamu berada jika hatimu senang maka tempat itu akan menjadi menyenangkan. 
Belajar tidak harus menunggu fasilitas itu nyaman, tetapi manfaat dan hasil dari belajar itulah yang lebih penting. 

Belajar ekstra keras tidak harus menunggu Uas, tetapi belajar setiap hari itulah yang menghasilkan. Seperti sebuah perang yang persiapannya sudah matang jauh –jauh hari, perang itulah yang menang.

Luruskan niat, jangan menjadikan fasiltas yang tidak nyaman sebagai kambing hitam.

Jika memang itu membuatmu nyaman, okelah, tetapi tidak perlu harus memaksakan diri jauh-jauh datang dan harus pergi ke perpus ini untuk belajar. 
Semuanya berawal dari hati, semuanya berawal dari niat,

mewujudkan sebuah mimpi memang perlu perjuangan untuk meraihnya,
 tetapi cara perjuangan itu bukan alasan untuk tidak mensyukuri apa yang kita punya.

Berjuanglah tetapi juga mensyukurinya. Bersikap wajar itu memang lebih baik”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar